Red
Sidoarjo,(GerakNusantara.com) - Evy Susanti mengenal Hazem Abuhamda melalui media sosial Facebook saat dirinya meneliti soal perlindungan anak-anak Palestina dari kejahatan perang. Penelitian itu digunakan untuk tesis. Awalnya, Hazem menyapanya lebih dulu. Komunikasi melalui percakapan media sosial mulai intens sejak 2021 hingga warga negara Palestina tersebut datang ke Indonesia untuk menikahi Evy secara siri.
Selama empat bulan tinggal serumah, Evy yang berprofesi advokat merasa diporoti suaminya itu. Uang tunai lawyer fee dari kliennya diambil dari dompetnya ketika baru pulang kerja.
Uang di rekening tabungannya senilai Rp 35 juta dipaksa untuk diambil. Evy mengaku akan dihajar jika tidak menuruti kemauan suaminya. ’’Kerugian kurang lebih Rp 150 juta yang kelihatan. Lawyer fee sama satu rekening tabungan,’’ ujarnya.
Hazem pergi dari rumah Evy setelah empat bulan tinggal bersama. Evy melacak Hazem dari unggahan akun TikTok suaminya yang singgah di sejumlah kota. Akhirnya, terlacaklah posisinya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia kemudian melaporkan Hazem ke Kantor Imigrasi Kupang. Berselang beberapa hari setelah laporannya diterima, seorang wanita datang ke kantor imigrasi tersebut untuk mengurus perpanjangan izin tinggal dengan membawa paspor Hazem.
Dari penelusuran pihak imigrasi, Hazem diketahui tinggal berdua di rumah perempuan tersebut. Hazem kemudian ditangkap dengan sangkaan overstay lebih dari 31 hari. Pria Palestina itu kini ditahan di Rumah Detensi Imigrasi Kupang setelah tidak mampu membayar biaya beban atas overstay.
Indriyani Mulia Aristyani, kuasa hukum Hazem dari LBH Surya NTT, saat dikonfirmasi menolak memberikan keterangan setelah dirinya berkomunikasi dengan tim dan kliennya tersebut. ’’Kami tidak dapat memberikan komentar apa pun terhadap wawancara kakak,’’ tutur Indriyani kepada Jawa Pos, Jumat (10/2).
Evy sempat melaporkan Hazem ke Polda Jatim dengan dugaan tindak pidana penipuan, tetapi laporan itu tidak diterima karena tidak cukup bukti. Penyidik berpendapat bahwa Hazem suami sendiri dan Evy menyerahkan uangnya secara sukarela.
’’Dia hanya menjanjikan pernikahan dan bukan tulus mencintai. Sebenarnya, semuanya itu hanya modus,’’ ujarnya.
Secara terpisah, perempuan berinisial SR asal Sidoarjo juga mengaku nyaris menjadi korban seperti Evy. Dia mengaku sempat diajak berkomunikasi pelaku melalui percakapan media sosial. Menurut dia, ada seorang temannya yang sudah menjadi korban dengan kerugian Rp 50 juta.
’’Pelaku mengaku kerja di kapal pesiar dan minta uang itu untuk pergi ke darat menikahi teman saya. Korban tidak melapor karena malu,’’ ujar SR.
Di Pengadilan Negeri Surabaya sudah ada beberapa pelaku romance scam yang diadili karena kejahatannya. Albertus Woda Rota diseret ke meja hijau setelah menipu mahasiswi Mei Andiningrum yang dipacarinya melalui Instagram.
Albertus meminjam handphone Mei dengan dalih akan digunakan untuk menghubungi orang tuanya ketika keduanya bertemu di rumah sakit swasta kawasan Wonokromo. Namun, Albertus kabur dengan membawa HP Mei dan menggunakannya untuk menipu teman-teman Mei.
Dia meminta mereka mentransfer uang melalui mobile banking. Uang yang didapatkannya senilai Rp 13 juta selanjutnya dipakai kulakan chip judi online.
Ada kasus lain, Setyawan Dwi Dharma disidang setelah membawa kabur tiga motor milik tiga wanita yang dikenalnya melalui Facebook. Pria asal Tegalsari itu awalnya memakai motor para korbannya untuk antar jemput korban dan keperluan lain. Dia kemudian menghilang setelah berhasil menguasai tiga motor. Total kerugian tiga korbannya Rp 54 juta.
PENYEBAB ORANG JADI KORBAN ROMANCE SCAM
1. Ketidaktahuan
2. Calon korban sedang dalam kondisi ’’khusus’’; rumah tangga sedang bermasalah, kesepian, belum bertemu jodoh, dan lainnya
3. Keisengan yang kebablasan
4. Mudah baper
Cara Terhindar dari Kejahatan Romance Scam
1. Mencari informasi mengenai untung-rugi, positif-negatif dalam menggunakan media sosial
2. Memprivat semua akun media sosial
3. Berhati-hati dan tidak sembarangan menerima pertemanan di media sosial
Korban di Surabaya dan Jatim yang menghubungi WSC sekitar 20 orang
Jumlah relawan di Surabaya sekitar 10 orang.
Sumber: Liom Anggriani, Relawan WSC Surabaya
Sumber:Jawa pos