Pengikut

Iklan

Banyak Penipuan Minyak goreng bermodus Online di Pasuruan

Minggu, 27 Februari 2022, Februari 27, 2022 WIB Last Updated 2022-02-27T13:56:58Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


PASURUAN, (GerakNusantara.com) - Minyak goreng tidak lama ini menjadi langkah di toko minimarket maupun kelontong. Hal ini menjadi ajang kesempatan Oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengelabuhi masyarakat.


Aksi oknum yang tidak bertanggung jawab ini dialami oleh Solehudin (37th) Warga asal Desa Bayeman Kecamatan Gondang wetan Kab Pasuruan.



Kepada  media GerakNusantara. Solehudin mengaku kalau dirinya memesan minyak goreng dari sebuah postingan di Facebook. Dengan niatan hendak dijual lagi,  Solehudin memesan puluhan kardus minyak goreng pada akun Facebook tersebut.


Dalam pemesanan  Solehudin diminta untuk mengirimkan indentitas berupa foto KTP dan Maps lokasi kediamannya.


"Saya memesan beberapa kardus, Awalnya saya di minta tanda jadi /DP,  tapi saya menolak dan meminta untuk sistem  COD. Dari percakapan Facebook lanjut ke Chat WhatsApp dan dia meminta foto KTP serta meminta maps lokasi Alamat rumah saya"  kata Solehudin, Minggu  (27/2/2022).



Alangkah kagetnya, usai memesan minyak goreng kepada orang tak dikenal tersebut, Solehudin didatangi beberapa orang , salah satunya dari Wilayah Kecamatan Wonorejo.


Kedatangan beberapa orang tersebut berniat  hendak mengambil minyak goreng yang ditawarkan lewat Facebook  (akun  yang  juga menawarkan kepada  Solehudin.  Dimana ternyata identitas Solehudin dan lokasi rumahnya dimanfaatkan oleh akun Facebook. Oknum tersebut. 

 


Masih nasib baik, beberapa orang tersebut tidak sampai mentransfer uangnya untuk menjadikan DP minyak goreng yang di tawarkan oleh akun Facebook tersebut.  Ternyata pada akun Facebook yang menjual minyak goreng tersebut, diduga menggunakan indentitas milik  Solehudin untuk dijadikan Aksinya dalam menipu  dengan modus menjual minyak goreng..




Wartawan    : Ridoi

Editor            : Muiozu

Komentar

Tampilkan

Terkini