masukkan script iklan disini
Perselisihan tersebut disinyalir karena ada pematokan lahan yang dilakukan oleh pihak pengurus kampung dengan warga.
Pematokan lahan tersebut diduga kurang Kordinasi antara pengurus kampung dengan warga setempat, sehingga menimbulkan kegaduhan karena warga setempat mengaku belum pernah mendapatkan informasi dari pihak – pihak mana pun tentang pematokan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait.
Pak Soleh salah satu warga RT 06/RW 08 mengecam tindakan tersebut, karena dirinya belum pernah dikoordinasi sebelumnya, “Saya sangat kaget dengan tindakan para pengurus kampung disini, sebenarnya apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama ini saya terima, cuma saya tidak pernah sekalipun diajak musyawarah mengenai pematokan tersebut,
Dan tolong lah pengurus kampung jangan bertindak semaunya sendiri, karena mereka jadi pengurus kampung juga amanah dari warga,” ucapnya.
Sukirman Ketua RW 08 menuturkan, “Sebenarnya kami sudah memberikan surat per RT untuk dilakukan sosialisasi perwilayah, agar tidak ada perselisihan antar warga, dan mengenai pematokan tersebut memang kami lakukan untuk kepentingan warga, dengan mengembangkan UMKM sesuai program pemerintah, tetapi semua itu akan kami kembalikan ke warga, karena warga setempatlah yang merasakan langsung efek dan dampaknya. Dan untuk pematokan yang kita laksanakan saat ini, hanya sekedar untuk keamanan dan ketertiban saja, untuk selanjutnya akan kami ungkapkan setelah rapat musyawarah warga,” tuturnya.
Sementara pak Teguh Krisna selaku Ketua RT 06 mengakui memang belum ada rapat musyawarah warga, jadi kedepan tetap akan kami lakukan musyawarah warga tentang bagaimana pengelolaan lahan tersebut, imbuhnya.
Sangat disayangkan perselisihan ini apabila terjadi antara pengurus kampung dengan warga, karena pengurus kampung dan warga itu harus sepemikiran agar masyarakat bisa hidup rukun berdampingan dengan aman dan damai.(faris)
Sumber:FajarNusantara